Budidaya Mola (Hypopthalmichtys molitrix) sudah berkembang sejak tahun 1983. Ikan juga yang berasal dari China ini merupakan ikan musiman atau bertelur pada musim hujan. Pemijahan ikan mola hanya bisa dilakukan secara buatan, bisa secara induced breeding (streefing), bisa juga secara induced spawning (pemijahan semi alami).
PEMATANGAN GONAD DI KOLAM
Pematangan
gonad mola dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 200
m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi
air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 150 ekor
induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa rumput sebanyak 5
persen/hari; menjelang musim hujan, pakan tambahan ditambah dengan pelet
sebanyak satu persen. Catatan : induk jantan betina dipelihara
terpisah.
SELEKSI INDUK
Seleksi
induk ikan mola dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda
induk betina yang matang gonad : perut gendut; bagian belakang sirip
dada kasar, gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk
jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, bila dipijit ke arah
lubang kelamin, keluar cairan berwarna putih. Usahakan saat seleksi
mengangkap induk jantan dan betina lebih dari satu, sebagai cadangan.
PEMBEROKAN
Pemberokan
induk mola dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok
ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari;
isi dengan air bersih setinggi 40 – 50 dan mengalir secara kontinyu;
masukan 5 – 8 ekor induk. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang
sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama
pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
PENYUNTIKAN HORMON OVAPRIM
Penyuntikan
adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina.
Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap
induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap
kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk
yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan
: penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam.
Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg
induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg
induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan
kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
HIPOFISASI
Penyuntikan
bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap
induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5
kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara
vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara
horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar
hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus
dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot
larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan
induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Catatan
: penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam.
Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg
ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total
(atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu
kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.
PEMIJAHAN (Induced Breeding)
Pengambilan Sperma
Pengambilan
sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya,
tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga
kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang
kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas;
campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk
hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang.
Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang
ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
Pengeluaran Telur
Pengeluaran
telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam
sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah
baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam,
kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk
dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan
lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang
bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur
oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan
larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam;
tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar
telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
PEMIJAHAN (Induced Spawning)
Pada
pemijahan secara induce spawning, telur dan sperma tidak dikeluarkan,
tetapi induk dan betina dibiarkan memijah sendiri. Pemijahan ini
dilakukan di bak tembok. Caranya, siapkan siapkan bak tembok ukuran
panjang 4 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; bersihkan lumpur dan kotoran
lainnya; keringkan selama 3 – 4 hari; isi air setinggi 80 cm; pasang
hapa dengan ukuran sama dengan bak; suntik induk betina pada pukul 06.00
(dosis lihat penyuntikan); suntik kembali induk tadi pada pukul 12.00
dan masukan ke bak pemijahan; suntik induk jantan pada pukul 12.00 dan
satukan dengan induk betina; alirkan air lebih besar lagi; biarkan
memijah. Catatan : Pemijahan biasanya mulai terjadi pukul 24.00 dan
berakhir pagi hari.
PENETASAN TELUR
Penetasan telur ikan mola dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20
buah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm;
keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang empat
buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan;
tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari
kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai
ketinggian semula. Telur akan menetas dalam 2 – 3 hari.
PENDEDERAN I (Di Kolam)
Pendederan
I ikan mola dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran
500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan
kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya;
tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm
dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva
pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet
yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3
minggu.
PENDEDERAN II
Pendederan
kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500
m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir
dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7
karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam
selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 40.000 ekor benih hasil
pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet
yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur
sebulan.
PENDEDERAN III
Pendederan
ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2;
keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya;
ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi
air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar
30.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg
pelet; panen benih dilakukan sebulan kemudian.
PEMBESARAN
Pembesaran
ikan mola dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam
ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran
ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari;
masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3
persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus
sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen
setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran
125 gram sebanyak 400 – 500 kg.